Pembelajaran Kontekstual,Bukan Tekstual

Daftar Isi:

Oleh: Khansa Suhita

Dalam sebuah pembelajaran tentunya banyak metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi ke peserta didik. Sebagai seorang pendidik, menciptakan lingkungan pembelajaran yang berarti dan relevan bagi peserta didik merupakan tantangan yang tak terelakkan. Salah satu pendekatan yang muncul sebagai solusi efektif adalah pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran Kontekstual

Adalah suatu konsep tentang pembelajaran yang membantu pendidik (dalam hal ini bisa jadi guru ataupun orang tua) untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi-situasi dunia nyata serta penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja serta terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang dituntut dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual ini merupakan konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong mereka membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tugas pendidik kontekstual ini adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya, dalam artian pendidik lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.

Tugas pendidik mengelola ruang pembelajaran (kelas) sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Pendekatan kontekstual ini perlu diterapkan karena sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Dalam hal ini fungsi dan peranan pendidik masih dominan sehingga peserta didik cenderung pasif dan tidak kreatif. Melalui pendekatan kontekstual ini peserta didik diharapkan belajar dengan cara mengalami sendiri bukan menghafal.

Pembelajaran Kontekstual dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan pemahaman peserta didik. Berikut adalah beberapa dampak positif utama pembelajaran kontekstual:

  1. Relevansi yang Tinggi. Materi pelajaran ditempatkan dalam konteks kehidupan nyata siswa, sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara apa yang mereka pelajari dengan pengalaman sehari-hari mereka.
  2. Pemahaman yang Mendalam. Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk memahami konsep secara lebih mendalam karena mereka dapat melihat bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam situasi dunia nyata.
  3. Motivasi yang Tinggi. Keterkaitan dengan kehidupan nyata dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Mereka melihat nilai praktis dari apa yang mereka pelajari, membuat pembelajaran lebih bermakna.
  4. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi yang berbeda, membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
  5. Transfer Pengetahuan yang Lebih Baik. Dengan mengaitkan pengetahuan dengan situasi dunia nyata, siswa memiliki lebih banyak peluang untuk mentransfer dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam konteks yang baru.
  6. Pembelajaran Aktif. Pembelajaran kontekstual sering melibatkan kegiatan aktif seperti studi kasus, simulasi, dan proyek berbasis masalah, yang memicu keterlibatan dan partisipasi siswa.
  7. Pengembangan Keterampilan Hidup. Siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau di dunia kerja.
  8. Memotivasi Diri untuk Belajar Lebih Lanjut. Keterkaitan dengan dunia nyata dapat memotivasi siswa untuk mengejar pengetahuan lebih lanjut karena mereka melihat hubungan antara pembelajaran saat ini dan perkembangan masa depan mereka.
  9. Peningkatan Daya Ingat dan Pemahaman yang Berkelanjutan. Dengan memasukkan konteks kehidupan nyata, siswa lebih mungkin mengingat dan memahami materi pembelajaran dalam jangka panjang karena pengalaman itu memiliki kesan yang lebih mendalam.
  10. Keterlibatan Sosial dan Kolaboratif. Pembelajaran kontekstual sering melibatkan kolaborasi dan diskusi antara siswa, menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pertukaran ide dan pemahaman bersama.

Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, bermakna, dan memotivasi bagi peserta didik.

Implementasi Pembelajaran Kontekstual

Implementasi pembelajaran kontekstual memerlukan perencanaan yang cermat dan kreatif untuk memastikan bahwa materi pembelajaran terintegrasi secara efektif dengan dunia nyata peserta didik. Berikut adalah beberapa strategi implementasi pembelajaran kontekstual yang dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna:

  1. Studi Kasus Lokal. Gunakan studi kasus atau proyek yang terkait dengan lingkungan lokal peserta didik. Hal ini dapat melibatkan isu-isu sosial, ekonomi, atau lingkungan yang ada di sekitar mereka.
  2. Simulasi Realistis. Buat simulasi yang menciptakan pengalaman nyata di dalam ruang pembelajaran. Misalnya, simulasi bisnis atau simulasi ilmiah yang melibatkan eksperimen praktis.
  3. Kunjungan ke Lapangan. Bawa siswa ke luar kelas untuk mengamati dan mengalami konsep-konsep dalam lingkungan nyata. Kunjungan ini dapat melibatkan perusahaan lokal, tempat bersejarah, atau pusat riset.
  4. Proyek Berbasis Masalah. Berikan proyek berbasis masalah yang menantang peserta didik untuk menemukan solusi nyata untuk masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Sebuah pengalaman pribadi dari penulis dimana pernah mengisi suatu kajian dengan variasi usia. Dimana ketika diajak berpikir menggunakan kemampuan analytical thinking, ada seorang anak dengan usia yang lebih muda dengan yang lain memiliki kemampuan melebihi anak yang lain. Ketika penulis berdiskusi dengan orang tua dari anak tersebut, ternyata memang orang tua ketika mendidik anak selalu dihadapkan pada situasi kontekstual. Dan hal ini didukung dengan sekolah yang memiliki kurikulum menitik tekankan pada pembelajaran kontekstual jika dibanding dengan yang tekstual.

Semoga kita termasuk pendidik -baik untuk anak sendiri maupun orang lain- yang bisa melejitkan potensi peserta didik/ anak kita. Wallahu’alam bishohwab. (ks)

Bagikan Kebaikan Ini Melalui:
WhatsApp
Facebook
Twitter
Telegram
LinkedIn